Ruang Publik KBR. dok : KBR |
Orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) seringkali
mendapatkan stigma negatif di masyarakat meskipun perjuangannya melawan
penyakit kusta sudah selesai. Tidak jarang dari OYPMK ini dikucilkan oleh
sekitar, sehingga berdampak pada kondisi mental dan psikisnya.
Penyakit kusta tentu tidak asing di telinga, bahkan dulu dianggap
sebagai penyakit menular. Namun seiring perkembangan di dunia medis, kusta saat ini dikategorikan sebagai penyakit yang
tidak mudah menular. Mycrobacterium leprae sebagai bakteri penyebab penyakit
kusta mulai menyerang tubuh dengan tanda-tanda sebagai berikut, diantaranya
lemah atau mati rasa pada tungkai dan kaki kemudian timbulnya lesi pada kulit.
Deteksi dini pada penderita kusta sangat diperluka, agar
mendapatkan pengobatan yang tepat dan tuntas. Dengan pengobatan yang efektif,
tentunya akan mencegah terjadinya cacat atau lumpuh pada bagian tubuh penderita
kusta sehingga OYPMK tetap berdaya saat kembali ke masyarakat.
Stigma Negatif terhadap Penderita Kusta di Masyarakat
Untuk menghilangkan stigma negatif kepada penderita kusta di
masyarakat memang tidak mudah. Penyakit kusta yang dulu dikenal sangat menular,
membuat penderita kusta seringkali dikucilkan. Padahal sekarang kusta sudah
dinyatakan penyakit yang tidak menular, tapi stigma negatif itu masih tetap
melekat.
Ngomongin soal kusta, penularan penyakit ini tuh nggak semudah
yang kita kira. Kusta tidak akan menular jika kita berjabat tangan atau duduk bersama
dengan penderita. Dikutip dari Alodokter, seseorang dapat tertular kusta jika kontak
dengan penderita kusta dan terkena percikan ludah (droplet) secara
terus-menerus dalam waktu lama.
Oleh karena itu stigma negatif terhadap penderita kusta
harus segera dihilangkan. Untuk menghilangkan stigma negatif terhadap penderira
kusta diperlukan Kerjasama yang baik mulai dari lingkup terkecil yaitu keluarga.
Peran serta tenaga medis dan tokoh masyarakat juga sangat diperlukan supaya
edukasi mengenai kusta ini tersampaikan dengan baik ke masyarakat.
Chilling-Healing bagi OYPMK, Perlukah ?
Donna Swita menjelaskan arti healing yang sebenarnya. |
Salah satu edukasi mengenai kusta ditayangkan KBR lewat talkshow
ruang public KBR. Nah kemarin aku menyimak Talkshow Ruang Publik KBR yang
berjudul, “ Chilling-Healing bagi OYPMK, Perlukah ?” dengan menghadirkan dua
narasumber yaitu Donna Swita (Executive Director Institute of Women
Empowerment) dan Ardiansyah (OYPMK dan Wakil Ketua Konsorsium Pelita
Indonesia).
Dalam talkshow ini, aku mendengarka cerita Ardiansyah
sebagai OYPMK yang mengalami stiga negatif dari lingkungan terdekatnya yaitu
keluarga. Pada awalnya Ardiansyah merahasiakan penyakitnya dari keluarga dan menjalani
pengobatan dengan enjoy meskipun harus sembunyi-sembunyi. Namun saat mencoba
menceritakan penyakitnya kepada keluarga, ternyata keluarga memberikan respon negatif.
Tindakan seperti memisahkan peralatan makan dan seolah “diisolasi” membuat Ardiansyah
tertekan. Jangan dibayangkan penderitaanya hanya sampai situ saja, setelah
rehabilitasi di rumah sakit pun Ardiansyah masih mengalami tekanan yang lebih
besar.
Ardiansyah sebagai OYPMK menceritakan pengalamannya terkena kusta. |
Beruntung sekali Ardiansyah menemukan titik balik dalam
hidupnya saat bergabung dengan berbagai komunitas penderita kusta dan bersosialisasi
dengan orang-orang baru sehingga kepercayaan dirinya semakin meningkat.
Stigma negative kepada OYPMK seperti yang dirasakan Ardiansyah
tentu saja membuat luka batin, oleh karena itu OYPMK membutuhkan healing yang
tepat. Menurut Donna Swita, healing adalah penyembuhan psikis dan emosi, serta
berlaku untuk semua termasuk disabilitas dan OYPMK. Healing itu tidak melulu liburan
yang harus mengeluarkan uang, healing bisa dengan cara apapun dan dimanapun.
Menurut Ardiansyah, healing untuk OYPMK juga sangat penting
karena biasanya OYPMK sangat menutup diri, bahkan tidak punya teman untuk
bercerita. Nah minimal bercerita kepada teman atau menuliskan tentang diri
sendiri dalam sebuah diary itu juga merupakan proses healing untuk penerimaan
diri. Selain itu healing juga bisa berupa meditasi, jurnaling dan sebagainya
yang dirasa nyaman oleh OYPMK itu sendiri.
Healing dibutuhkan semua manusia termasuk OYPMK, oleh karena
itu stigma negatif mengenai kusta dan OYPMK di masyarakat sudah selayaknya
dihilangkan. OYPMK sudah sembuh dan kusta bukan penyakit menular jadi
masyarakat tidak usah takut. Jika ada
orang terdekat yang mengalami gejala penyakit kusta, segera dibawa ke puskesmas
untuk mendapatkan deteksi dini dan pengobatan yang efektif.
Posting Komentar
Posting Komentar